Balita Sehat Dari Kebiasaan Makan Yang Baik

Tanah Air Berbagi yang diinisiasi oleh Tanah Air Foundation kembali diadakan di pekan Vitamin A nasional Februari lalu. Seminar ini dilaksanakan melalui platform zoom bertajuk Cerdas Meramu Kebiasaan Makan SI Kecil. Webinar diselenggarakan pada Minggu (28/02) Pukul 10.00 – 11.15 WIB yang diikuti oleh 28 peserta, termasuk para kader posyandu dan puskesmas Siosar dimana Tanah Air Foundation sedang melakukan kampanye. Acara kali ini dipandu oleh Masyrurah dengan Narasumber Hesti Permatasari Selaku Dosen Ilmu Gizi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Jenderal Soedirman. Hesti juga tergabung dalam tim perguruan tinggi pendamping stunting pada lobus Kementerian Kesehatan pada tahun 2019 dan 2020.

Di sesi pembuka, Hesti menyampaikan terkait bagaimana pola makan dan cara meramu makanan sangat mempengaruhi tumbuh kembang seorang anak. Karena berdasarkan pengalaman Hesti sebagai kader di lingkungan rumahnya sendiri, masih banyak yang belum menyadari bahwa tumbuh dan kembang anak harus diperhatikan sejak dini dan membutuhkan perhatian yang lebih. Penekanan pola makan pada anak menjadi kunci menghadirkan generasi yang sehat, dan bukan pada menu yang dimakan sehari-harinya. 

Hesti menjelaskan bahwa jika tumbuh dan kembang anak tidak berjalan dengan baik dapat ditandai dengan kurangnya pertambahan tinggi dan berat badan, lingkar kepala dalam ukuran tidak normal, serta pertumbuhan gigi yang tidak sesuai dengan waktu ideal, maka perlu dicurigai akan kemungkinan anak tidak sehat bahkan mengalami stunting. Stunting sendiri merupakan kondisi dimana tinggi badan tidak sesuai dengan umur anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama. Perhitungannya diawali sejak usia janin hingga usia dua tahun atau seribu hari pertama kehidupan. 

Stunting dapat disebabkan oleh beberapa hal, mulai dari asupan ASI yang tidak sesuai kebutuhan, pola asuh yang tidak tepat, anak sering mengalami sakit, atau bahkan kondisi kehamilan si ibu yang tidak baik. Kondisi stunting menjadi momok yang mengerikan karena dampak panjang yang ditimbulkannya. Stunting dapat mempengaruhi perkembangan otak anak yang otomatis akan mempengaruhi kecerdasan anak tersebut. 80% kecerdasan anak akan terbentuk pada seribu hari pertama kehidupannya, maka jika ada faktor pengganggu dalam masa tumbuh ini, perkembangan otak anak tidak akan maksimal. Dampak panjangnya yang dialami anak tersebut, adalah menurunnya produktivitas anak saat dewasa. Sehingga sudah sewajarnya kita perlu untuk mencegah stunting sedini mungkin. 

Hesti membagikan tips agar orang tua dapat menjaga anak tetap sehat. Pertama orang tua perlu mengenali ciri perkembangan anak terlebih dahulu. Misalnya, pada usia balita anak sudah mulai mengeksplorasi lingkungan di sekitarnya, mulai bermain di luar rumah, sehingga resiko anak untuk terpapar penyakit maupun perilaku hidup yang kurang sehat juga semakin tinggi. Dengan mengenal cirinya, maka orang tua bisa mengarahkan dan mengawasi dengan tepat.

Selain tips-tips menjaga anak  tetap sehat, Hesti juga memberikan tips agar orang tua dapat mencegah stunting sejak dini di masa pandemi. Rekomendasi pertama, orang tua harus membiasakan makan tiga kali sehari bersama keluarga dengan menu beragam. Kedua, biasakan untuk mengonsumsi protein terkhusus protein hewani karena lebih mudah untuk diserap. Ketiga, batasi konsumsi manis dan asin untuk anak karena ada lemak tersembunyi didalamnya. Keempat, orang tua harus menjauhkan anak dari makan cepat saji/fast food karena kandungan lemak dan garam yang tinggi. Kelima, biasakan anak untuk minum air putih yang cukup. Keenam, biasakan untuk bermain dan melakukan aktivitas bersama setiap hari. Ketujuh, jaga kebersihan diri anak dengan menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Dan terakhir, menunda memeriksakan balita ke fasilitas kesehatan kecuali dalam keadaan darurat. 

Hest menutup sesi sharing kali ini dengan sebuah pesan bahwa orang tua dan keluarga adalah kunci untuk menghadirkan anak dengan kebiasaan makan yang baik. Dan tidak perlu bingung untuk memantau tumbuh kembang terutama tinggi anak, karena orang tua dapat menggunakan aplikasi gawai yaitu Growth Chart yang yang tidak berbayar. (afs)

Liputan oleh: Muhammad Yoga

 

Open chat