Kabar Tanah Air di Masa Pandemi
Pada bulan Desember 2020, Tanah Air Foundation (TAF) melakukan survey online kepada kader posyandu, orang tua dengan anak usia balita hingga perguruan tinggi, dan guru sekolah dasar/ MI. Tujuan survey ini adalah untuk mengetahui perspektif ketiga kelompok tersebut mengenai pandemi yang melanda, menggali kendala serta kebutuhan dukungan yang mereka perlukan. Hasil survey ini lah yang kemudian menjadi dasar bagi Tanah Air Foundation untuk memulai sedekah publik Bantu Pengungsi Sinabung Cegah Stunting.
Hasil survey kepada kader menunjukkan bahwa keterbatasan fasilitas dan alat perlindungan diri merupakan salah satu alasan mengapa para kader membatasi jenis pelayanan kesehatan yang mereka berikan kepada masyarakat. Selain itu, terbatasnya media komunikasi yang dapat digunakan untuk penyuluhan kunjungan ke rumah-rumah warga juga semakin membuat terbatasnya gerak kader. Data survey juga menunjukkan bahwa kapasitas kader dalam memberikan pelayanan posyandu di masa pandemi perlu ditingkatkan. Pengetahuan mengenai kegiatan yang berkaitan dengan kesehatan ibu dan anak di masa pandemi juga perlu dibangun. Misalnya persalinan, proses pemberian Air Susu Ibu (ASI), dsb.
Jumlah responden yang mengalami kesulitan mengakses pelayanan kesehatan mencapai 47%. Selain itu orang tua juga mengalami kesulitan keuangan (53%). Adapun jenis dukungan yang paling diperlukan adalah dukungan moril, terutama untuk mendampingi anak di masa pembelajaran jarak jauh serta menjalani hari-hari secara umum. Dukungan lain adalah yang terkait dengan bantuan ekonomi. Adapun rencana responden untuk dapat bertahan di masa pandemi adalah dengan mencari support system serta berencana/ sudah membuka usaha sampingan untuk menunjang perekonomian keluarga.
Adapun untuk kelompok guru, salah satu faktor penghambat proses pembelajaran di masa pandemic adalah karena kurangnya sarana dan prasarana (69%) disusul karena kendala pengetahuan dan psikososial (31%); yaitu mencakup tantangan berupa pengetahuan untuk mengoperasionalkan perangkat digital dan kondisi psikososial murid, orang tua dan guru dalam mendukung proses PJJ.