Menjadi Relawan, Cara Anak Muda Merawat Tanah Air

Tanah air terlalu besar untuk dikerjakan sendirian –Henry Vienayoko (ketua tanah air foundation)
Dibuka dengan sebuah refleksi dari ketua yayasan, Jumat 11 Februari 2021 jadi hari bersejarah bagi Tanah Air Foundation (TAF). 23 anak muda berkumpul dengan semangat yang sama yaitu keinginan berkontribusi pada Tanah Air. Mereka adalah para relawan yang secara suka rela mendaftar, dan kemudian terpilih untuk membersamai Tanah Air membantu para pengungsi Sinabung dari dampak pandemi Covid-19.
Temu relawan batch 1 kali ini diadakan secara virtual. Dibuka dengan pemaparan tentang kampanye yang sedang dilakukan, lalu dilanjutkan dengan bounding bersama divisi masing-masing relawan. Para relawan terbagi dalam 3 divisi besar, yaitu sosial media, webinar, dan juga modul. Divisi-divisi tersebut dibagi lagi menjadi bagian kecil yaitu sosial media dengan content creator dan desain grafis, webinar dengan plan and strategy, dan field executive, serta divisi modul dengan content expert dan editor content. Meski berbeda tugas, 3 divisi ini dirancang untuk saling mendukung dalam upaya menyukseskan kampanye #BantuPengungsiSinabungCegahStunting.
Pandemi, Ajang Bertemunya Anak Muda Terbaik
Dibalik serentetan kerugian dari pandemi yang tak bekesudahan, nampaknya kita tetap perlu berterima kasih pada pandemi. Perubahan cara pertemuan dari luring menjadi daring, mempermudah kita untuk berjejaring dengan individu bertalenta terbaik yang berbeda lokasi dengan kita. Seperti para relawan TAF Batch 1, mereka berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Mulai dari Medan, Riau, Jakarta, hingga Surabaya. Jarak dan media memang terbentang jauh, tapi semangat para relawan untuk berbakti tetaplah sama dan dapat kami rasakan dari balik layar kaca.
Selain berbeda lokasi, relawan Tanah Air Foundation batch 1 berasal dari berbagai latar belakang. Ada yang berlatar peneliti, mahasiswa, juga bidan. Keragaman ini memberi warna tersendiri dan menjadi kekuatan kampanye #BantuPengungsiSinabungCegahStunting. Kolaborasi tersebut harapannya dapat menghasilkan modul untuk pendampingan kader posyandu, penyebaran informasi stunting dalam webinar online, dan visual-visual menarik berkaitan dengan stunting dan kampanye.
Bergabungnya anak muda ini adalah harapan baru bagi Tanah Air Foundation. Agar semakin cepat membuat dampak, dan semakin luas memberi kebermanfaatan. Seperti yang dikatakan oleh Henry Vienayoko, bahwa Tanah Air terlalu besar untuk dikerjakan sendirian. (afs)